Jurnal Belajar
Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengasuh
Dr. La Maronta Galib, M.Pd
A.
Identitas Jurnal
Nama :
Kurniyanti Samsi
Stambuk :
A1C3 13 091
Program Studi/Kelas : Pendidikan Fisika/(A)
Hari, tanggal :
Rabu, 26 Maret 2014
Pertemuan :
Ke-2
Tim Penyaji :
Kelompok III
Konsep :
“Teori Belajar Bruner dan Penerapannya dalam
Pembelajaran Fisika ”
B.
Isi Jurnal
1. Konsep yang
dipelajari
Pada
pertemuan kedua ini proses perkuliahan berjalan dengan presentasi PowerPoint
dari kelompok III, dengan topik yang di bawakan tentang “Teori Belajar
Bruner dan Penerapannya dalam Pembelajaran Fisika”, dan konsep-konsep
pembelajarannya antara lain:
a. Proses
Belajar Mengajar Menurut Teori Brunner
Pendirian yang terkenal yang dikemukakan oleh
J. Bruner ialah, bahwa setiap mata pelajaran dapat diajarakan dengan efektif
dalam bentuk yang jujur secara intelektual kepada setiap anak dalam setiap
tingkat perkembangannya. Pendiriannya ini didasarkan sebagian besar atas
penelitian Jean Piaget tentang perkembangan intelektual anak.
Berhubungan dengan hal itu, antara lain:
1.
Perkembangan
intelektual anak
Menurut penelitian J. Piaget,
perkembangan intelektual anak dapat dibagi menjadi empat tahap.
a) Fase pra-operasional, sampai usia 5-6 tahun, masa pra sekolah,
jadi tidak berkenaan dengan anak sekolah. Pada taraf ini ia belum dapat
mengadakan perbedaan yang tegas antara perasaan dan motif pribadinya dengan
realitas dunia luar. Karena itu ia belum dapat memahami dasar matematikan dan
fisika yang fundamental, bahwa suatu jumlah tidak berunah bila bentuknya
berubah. Pada taraf ini kemungkinan untuk menyampaikan konsep-konsep tertentu
kepada anak sangat terbatas.
b) Fase operasi kongkrit, pada taraf ke-2 ini operasi itu “internalized”,
artinya dalam menghadapi suatu masalah ia tidak perlu memecahkannya dengan
percobaan dan perbuatan yang nyata; ia telah dapat melakukannya dalam
pikirannya. Namun pada taraf operai kongkrit ini ia hanya dapat memecahkan
masalah yang langsung dihadapinya secara nyata. Ia belum mampu memecahkan
masalah yang tidak dihadapinya secara nyata atau kongkrit atau yang belum
pernah dialami sebelumnya.
c) Fase operasi formal, pada taraf ini anak itu telah sanggup
beroperasi berdasarkan kemungkinan hipotesis dan tidak lagi dibatasi oleh apa
yang berlangsung dihadapinya sebelumnya.
b.
Penerapan
Teori Brunner Dalam Pembelajaran Fisika
Adapun penerapan
teori brunner dalam pembelajaran fisika yaitu :
1. Pembelajaran
penemuan terbimbing
Menurut J.Brunner
pembelajaran penemuan terbimbing adalah bentuk pembelajaran yang di kembangkan
beradasarkan pandangan kognitif tentang
pembelajaran tentang prinsip-prinsip konstruktif. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah, dan guru
mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang
memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, bukan
memberi tahu tetapi memberikan kesempatan atau dengan berdialog agar siswa
menemukan sendiri. Pembelajaran ini membangkitkan keingintahuan siswa,
memotivasi siswa untuk bekerja sampai menemukan jawabannya. Siswa belajar
memecahkan secara mandiri dengan ketrampilan berpikir sebab mereka harus
menganalisis dan memanipulasi informasi. Pembelajaran menurut Bruner adalah
siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah dan guru berfungsi sebagai motivator
bagi siswa dalam mendapatkan pengalaman yang memungkinkan mereka menemukan dan
memecahkan masalah.
Kelebihan dari teori pembelajarn penemuan
terbimbing
a)
Belajar
penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna.
b)
Pengetahuan
yang diperoleh si belajar akan tertinggal lama dan mudah diingat.
c)
Belajar
penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan dalam
belajar agar si belajar dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang diterima.
d)
Transfer
dapat ditingkatkan di mana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh si belajar
daripada disajikan dalam bentuk jadi.
e)
Penggunaan
belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam menciptakan motivasi belajar.
f)
Meningkatkan
penalaran si belajar dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.
Kelemahan dari teori pembelajaran penemuan
terbimbing yaitu :
a)
Belajar
penemuan ini memerlukan kecerdasan anak yang tinggi.
b)
Teori
belajar seperti ini memakan waktu yang cukup lama
Adapun tahap-tahap Penerapan Belajar Penemuan
Terbimbing, yaitu :
a)
Stimulus
( pemberian perangsang/simuli); kegiatan belajar di mulai dengan memberikan
pertanyaan yang merangsang berpikir siswa, menganjurkan dan mendorongnya untuk
membaca buku dan aktivitas belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah;
b)
Problem
Statement (mengidentifikasi masalah); memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran
kemudian memilih dan merumuskan dalam bentuk hipotesa (jawaban sementara dari
masalah tersebut);
c)
Data
collecton ( pengumpulan data); memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan
informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesa tersebut;
d)
Data
Prosessing (pengolahan data); yakni mengolah data yang telah diperoleh siswa
melalui kegiatan wawancara, observasi dll. Kemudian data tersebut ditafsirkan;
e)
Verifikasi,
mengadakan pemerksaan secara cermat untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis
yang ditetapkan dan dihubungkan dengan hasil dan processing;
f)
Generalisasi,
mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verivikasi.
2.
Aplikasi
penerapan teori brunner dalam
pembelajaran fisika dalam bentuk lain yaitu :
a)
Sajikan
contoh yang anda ajarkan. Misal : untuk contoh mau mengajarkan bentuk vektor,
b)
Bantu si
belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep. Misalnya berikan
pertanyaan kepada sibelajar seperti berikut ini ” gambarkan vector dua di mensi
dan vector tiga di mensi.
c)
Berikan satu
pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri
d)
Ajak dan
beri semangat si belajar untuk memberikan pendapat berdasarkan intuisinya.
3.
Pendekatan
Induktif
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
induktif untuk mengenalkan teorema pada siswa dilakukan dengan pemberian
contoh-contoh yang mengarahan pada suatu formula (rumus) yang
dikehendaki.Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan induktif memberikan
kesempatan pada siswa untuk aktif menemukan rumus (formula) dengan observasi,
eksperimen, dan berfikir kesalahan konsep pada diri siswa akan lebih awal dapat
diketahui dan diatasi. Bagi siswa yang tingkat rendah menggunakan pendekatan
induktif sangat sesui. Kelemahan pendekatan induktif menggunakan waktu yang
cukup lama, bagi siswa yang pandai pendekatan ini mengakibatkan membosankan.
4.
Alat-Alat
Belajar
Jerome Bruner membagi alat
instruksional dalam 4 macam menurut fungsinya.
1)
Alat
untuk menyampaikan pengalaman “vicarious”. Yaitu menyajikan bahan-bahan
kepada murid-murid yang sedianya tidak dapat mereka peroleh dengan pengalaman
langsung yang lazim di sekolah. Ini dapat dilakukan melalui film, TV, rekaman
suara dll.
2)
Alat
model
yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala,
misalnya model molekul atau alat pernafasan, tetapi juga eksperimen atau
demonstrasi, juga program yang memberikan langkah-langkah untuk memahami suatu
prinsip atau struktur pokok.
3)
Alat
dramatisasi,
yakni yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau tokoh, film tentang
alam yang memperlihatkan perjuangan untuk hidup, untuk memberi pengertian
tentang suatu ide atau gejala.
4)
Alat
automatisasi seperti “teaching machine” atau pelajaran
berprograma, yang menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur dan
memberi ballikan atau feedback tentang responds murid.
2. Hasil berupa
informasi yang dipelajari
Setelah mengikuti diskusi ini
saya memahami bahwa dalam teori Bruner, setiap mata pelajaran dapat diajarakan
dengan efektif dalam bentuk yang jujur secara intelektual kepada setiap anak
dalam setiap tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yaitu dalam
pembelajaran penemuan terbimbing dimana siswa belajar melalui keterlibatan
aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah dan
guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan
yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri,
bukan memberi tahu tetapi memberikan kesempatan atau dengan berdialog agar
siswa menemukan sendiri. Sehingga membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi
siswa untuk bekerja sampai menemukan jawabannya
3.
Yang perlu dipelajari lebih lanjut
Yang perlu dipelajari lebih lanjut adalah
mengaplikasikan teori Bruner dalam kehidupan sehari-hari secara langsung, bukan
secara teori.
a.
Elsa Fitri
Dalam
teori brunner terdapat 4 tipe pembelajarn formal, sebutkan 4 tipe tersebut dan
bagaimana aplikasinya dalam masyarakat.
Jawaban:
1)
Pra sekolah
2)
Masuk sekolah dasar
3)
Masuk sekolah menengah pertama dan
4)
Masuk sekolah menengah atas ( Suritno
Fayanto)
Sedangkan
pengaplikasiannya juga mulai dari masa pra sekolah sampai di perguruan tinggi
b.
Sadar Dune
Pada
teori Brunner adakah sangkutpaut antara teori induktif-deduktif ? jika ada,
maka seperti apa ?
Jawaban:
c.
Erman Suwardi
Seperti
apa Tujuan dan latar belakang yang ingin di capai oleh brunner sehingga
menciptakan teori brunner ini?
Jawaban:
Tujuan
yaitu Agar setiap mata pelajaran dapat menjelaskan secara jujur dan intektual
dalam perkembangannya. Sedangkan untuk latar belakangnya yaitu karena sikap dan
kebudayaan setiap siswa.
C.
Penilaian Terhadap Tim Penyaji
Penilaian terhadap tim penyanji dapat dilihat
dalam tabel.
No
|
Posisi
|
Penampilan
|
Penguasaan
Konsep
|
Sikap
|
1
|
Penyaji
|
Baik
|
Baik
|
Baik
|
2
|
Penjawab
pertanyaan
|
Baik
|
Baik
|
Baik
|
Dari nilai 1-100, kelompok III mendapat nilai
90.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar